32 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeMetropolisKetua PPNI Sulsel Bocorkan Kondisi Nakes di Tengah Covid-19 yang Naik Tajam

Ketua PPNI Sulsel Bocorkan Kondisi Nakes di Tengah Covid-19 yang Naik Tajam

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Meningkatnya Kasus Covid-19 yang berkali-kali lipat bahkan sekitar 550 perhari berdasarkan data perkembangan Covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang terbaru secara langsung memberi dampak yang signifikan terhadap pihak tenaga kesehatan (nakes).

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Abdul Rakhmat, memberi bocoran terkait kondisi terkini para tenaga kesehatan setelah kasus Covid-19 meningkat tajam melebihi jumlah kasus pada saat beberapa daerah di Sulsel dalam zona merah.

“Kita betul-betul sampai pada tragis karena kebetulan saya juga bekerja di rumah sakit yang merupakan rumah sakit rujukan utama. Kita sekarang ini ada tempat tidur tapi kita sekarang ini belum bisa operasionalkan,” Beber Rakhmat, kepada Sulselekspres.com, Jumat (1/1/2021).

Hal ini disebabkan oleh persoalan tenaga teknologi tahap pertama sudah mulai kelelahan. Yang kedua, sebagian bangsalnya juga sudah mulai terinfeksi dengan virus ini sehingga optimalisasi tempat tidur yang mestinya bisa dioptimalkan dengan baik ketika tenaga kesehatan yang tersedia ini juga yang bisa tidak bisa dipenuhi.

“Jadi dampak dari peningkatan kasus ini pertama akan mempengaruhi serapan rumah sakit semakin tinggi di saat yang sama. Rumah Sakit penuh keterbatasan karena sebagian nakesya juga punya beban kalau kita di Makassar,” lanjutnya.

Rakhmat menjelaskan bahwa yang terpapar Covid-19 sendiri mungkin sudah ada di angka 700-an karena hingga saat ini tidak terdapat data yang detail, akumulasi laporan ekian orang. Karena sebagian juga ketika diminta mengisi form tidak bersedia mengisi karena tidak mau datanya diketahui.

“tetapi yang kami bisa pastikan bahwa, kami itu di Rumah Sakit Wahidin sudah ada tempat-tempat perawatan kita disitu sudah sebagian diisi oleh tenaga kesehatan,” ujar Rakhmat.

Menurutnya, pandemi betul-betul cobaan besar buat kita semua yang tidak bisa mengharapkan pemerintah saja. Tetapi semua unsur di negara ini harus bahu-membahu untuk berjuang melawan pandemi terutama pada masyarakat.

Sementara itu, Salah seorang dokter RS Wahidin tersebut kembali menyebut masyarakat sebagai garda terdepan dalam mengendalikan kasus Covid-19 yang meningkat berkali-kali lipat saat ini. Sehingga kata Rakhmat, kesadaran masyarakatlah yang paling utama.

“Masyarakat itu adalah garda terdepan memutuskan mata rantai. Jadi seberapapun sistem yang kita buat rumah sakit yang kita buat, kita siapkan kalau masyarakatnya sendiri tidak mau sadar dan patuh maka saya yakin ini tidak akan berakhir. Jadi edukasi kepada masyarakat ini mungkin menjadi titik penting untuk semua mengambil peran,” tuturnya.

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Meningkatnya Kasus Covid-19 yang berkali-kali lipat bahkan sekitar 550 perhari berdasarkan data perkembangan Covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang terbaru secara langsung memberi dampak yang signifikan terhadap pihak tenaga kesehatan (nakes).

Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Abdul Rakhmat, memberi bocoran terkait kondisi terkini para tenaga kesehatan setelah kasus Covid-19 meningkat tajam melebihi jumlah kasus pada saat beberapa daerah di Sulsel dalam zona merah.

“Kita betul-betul sampai pada tragis karena kebetulan saya juga bekerja di rumah sakit yang merupakan rumah sakit rujukan utama. Kita sekarang ini ada tempat tidur tapi kita sekarang ini belum bisa operasionalkan,” Beber Rakhmat, kepada Sulselekspres.com, Jumat (1/1/2021).

Hal ini disebabkan oleh persoalan tenaga teknologi tahap pertama sudah mulai kelelahan. Yang kedua, sebagian bangsalnya juga sudah mulai terinfeksi dengan virus ini sehingga optimalisasi tempat tidur yang mestinya bisa dioptimalkan dengan baik ketika tenaga kesehatan yang tersedia ini juga yang bisa tidak bisa dipenuhi.

“Jadi dampak dari peningkatan kasus ini pertama akan mempengaruhi serapan rumah sakit semakin tinggi di saat yang sama. Rumah Sakit penuh keterbatasan karena sebagian nakesya juga punya beban kalau kita di Makassar,” lanjutnya.

Rakhmat menjelaskan bahwa yang terpapar Covid-19 sendiri mungkin sudah ada di angka 700-an karena hingga saat ini tidak terdapat data yang detail, akumulasi laporan ekian orang. Karena sebagian juga ketika diminta mengisi form tidak bersedia mengisi karena tidak mau datanya diketahui.

“tetapi yang kami bisa pastikan bahwa, kami itu di Rumah Sakit Wahidin sudah ada tempat-tempat perawatan kita disitu sudah sebagian diisi oleh tenaga kesehatan,” ujar Rakhmat.

Menurutnya, pandemi betul-betul cobaan besar buat kita semua yang tidak bisa mengharapkan pemerintah saja. Tetapi semua unsur di negara ini harus bahu-membahu untuk berjuang melawan pandemi terutama pada masyarakat.

Sementara itu, Salah seorang dokter RS Wahidin tersebut kembali menyebut masyarakat sebagai garda terdepan dalam mengendalikan kasus Covid-19 yang meningkat berkali-kali lipat saat ini. Sehingga kata Rakhmat, kesadaran masyarakatlah yang paling utama.

“Masyarakat itu adalah garda terdepan memutuskan mata rantai. Jadi seberapapun sistem yang kita buat rumah sakit yang kita buat, kita siapkan kalau masyarakatnya sendiri tidak mau sadar dan patuh maka saya yakin ini tidak akan berakhir. Jadi edukasi kepada masyarakat ini mungkin menjadi titik penting untuk semua mengambil peran,” tuturnya.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img