30 C
Makassar
Sunday, May 26, 2024
HomeRagamDampak Insomnia bagi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Dampak Insomnia bagi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Dalam penelitian yang dilakukan di Tiongkok, 500 ribu orang dengan usia rata-rata 51 tahun dilibatkan. Hasilnya adalah, insomnia dialami oleh satu dari tiga orang dewasa. Masalahnya adalah hal ini juga bisa mempengaruhi fungsi tubuh dengan signifikan, termasuk dalam hal meningkatkan risiko stroke atau terkena serangan jantung.

Hal ini sepertinya terkait dengan kemampuan kurang tidur dalam memicu tekanan darah tinggi dan gangguan pada sistem metabolisme tubuh. Hal ini bisa berimbas pada peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular.

Dalam penelitian ini, para partisipan dicek kebiasaan tidurnya setiap hari dalam sepekan demi mengetahui apakah mengalami satu dari tiga gejala dari insomnia, yakni sulit untuk terlelap, bangun di waktu yang lebih awal dari normal, dan mengalami dampak seperti sulit berkonsentrasi atau sulit berpikir di siang hari.

BACA: Pemkab Bone Gelontorkan Rp82 M Bayar Iuran BPJS Kesehatan

Selain itu, para partisipan juga dicek kondisi kesehatannya untuk mengetahui apakah memiliki faktor risiko terkena penyakit kardiovaskular seperti kebiasaan merokok, olahraga, hingga kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Hasil dari penelitian ini adalah, partisipan yang mengalami tiga gejala insomnia sekaligus akan mengalami peningkatan risiko terkena stroke dan serangan jantung hingga 18 persen. Mereka yang hanya sering bangun di waktu yang lebih awal dan tak bisa tidur kembali mengalami peningkatan risiko terkena penyakit ini sebesar 7 persen dan mereka yang sulit berpikir di siang hari mengalami peningkatan risiko hingga 13 persen.

“Ada kaitan erat antara insomnia dengan penyakit jantung dan stroke. Jika hal ini dialami oleh orang dewasa berusia muda atau penderita hipertensi, risikonya bahkan lebih besar. Karena alasan inilah masalah insomnia harus segera ditangani dan mereka yang mengalaminya juga harus dicek faktor risiko dari penyakit kardiovaskular,” ucap pemimpin penelitian dari Beijing University, dr Liming Li dikutip dari laman DokterSehat.

spot_img

Headline

Populer

spot_img