25 C
Makassar
Saturday, July 27, 2024
HomeHealthKenali Gejala Virus Marburg

Kenali Gejala Virus Marburg

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Virus Marburg pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman, pada tahun 1967. Namun, virus ini telah menyebar ke beberapa daerah di benua Afrika, termasuk Guinea, Angola, Kongo, dan Uganda.

Tidak hanya di Afrika, kasus penyakit virus Marburg juga telah ditemukan di benua lain, seperti Amerika dan Eropa. Dilansir dari laman Alodokter, pada awal tahun 2023, kembali dilaporkan adanya wabah penyakit virus Marburg di Guinea, Afrika Barat.

Penularan virus Marburg dapat terjadi melalui perantara hewan maupun antarmanusia. Orang yang berisiko tinggi terkena virus Marburg adalah keluarga atau petugas medis yang merawat penderita penyakit tersebut tanpa menerapkan protokol pencegahan dan pengendalian infeksi yang ketat.

Risiko terserang penyakit virus Marburg juga meningkat pada orang yang melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus penyakit Marburg yang tinggi atau memiliki kontak dengan kelelawar di negara endemik.

Penularan Virus Marburg di Dunia

Awalnya, penyakit virus Marburg terjadi pada manusia akibat terkena cairan dari kelelawar yang telah terinfeksi secara berulang kali atau dalam jangka waktu lama.

Virus Marburg menyebar dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia melalui sentuhan dengan darah dan cairan tubuh lainnya yang terinfeksi, seperti:

  • Air liur
  • Keringat
  • Bekas muntahan
  • ASI
  • Sperma
  • Tinja
  • Urine

Virus Marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka, mata, hidung, atau mulut. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui permukaan atau benda yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi.

Bahkan, penularan virus Marburg tidak hanya dari manusia yang masih hidup, tetapi juga yang sudah meninggal. Orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus Marburg selama darah mereka mengandung virus.

Hingga saat ini, infeksi virus Marburg di Indonesia dan negara sekitarnya belum terdeteksi. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengenali dahulu apa saja tanda dan cara mencegah penyakit tersebut.

Kenali Gejala Penyakit Virus Marburg
Gejala penyakit virus Marburg umumnya muncul sekitar 2—21 hari setelah seseorang terpapar virus Marburg. Berikut ini adalah beberapa gejala awal yang umumnya muncul:

Demam tinggi
Sakit kepala parah
Tidak enak badan
Nyeri otot
Setelah gejala awal muncul, biasanya di hari ke-3, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami gejala berupa:

Diare yang menetap lama
Nyeri perut
Mual dan muntah
Kemerahan di kulit yang tidak gatal
Mata cekung
Badan sangat lemas
Gelisah

Gejala berat umumnya terlihat pada hari ke-5 dan ke-7. Pada fase ini, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami perdarahan, misalnya mimisan, gusi berdarah, atau haid yang deras. Selain itu, darah juga bisa terlihat di muntah atau tinja.

Penyakit virus Marburg memang cepat menular dan bisa mematikan, khususnya bila gejalanya berupa dehidrasi berat, perdarahan terus-menerus, dan syok yang telat ditangani secara tepat.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan antivirus untuk menangani penyakit virus Marburg. Untuk sementara, obat yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejalanya, seperti cairan oralit untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare berulang atau cairan infus.

Sebagai upaya antisipasi, ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit virus Marburg, yaitu:

Virus Marburg memang belum terbukti ada di Indonesia, tetapi bukan berarti kita harus menyepelekan kesehatan. Teruslah jaga kesehatan agar selalu terhindar dari beragam penyakit. Jika Anda masih bingung dan memiliki pertanyaan seputar virus Marburg, jangan ragu konsultasikan ke dokter.

- Advertisement -

SULSELEKSPRES.COM – Virus Marburg pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman, pada tahun 1967. Namun, virus ini telah menyebar ke beberapa daerah di benua Afrika, termasuk Guinea, Angola, Kongo, dan Uganda.

Tidak hanya di Afrika, kasus penyakit virus Marburg juga telah ditemukan di benua lain, seperti Amerika dan Eropa. Dilansir dari laman Alodokter, pada awal tahun 2023, kembali dilaporkan adanya wabah penyakit virus Marburg di Guinea, Afrika Barat.

Penularan virus Marburg dapat terjadi melalui perantara hewan maupun antarmanusia. Orang yang berisiko tinggi terkena virus Marburg adalah keluarga atau petugas medis yang merawat penderita penyakit tersebut tanpa menerapkan protokol pencegahan dan pengendalian infeksi yang ketat.

Risiko terserang penyakit virus Marburg juga meningkat pada orang yang melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus penyakit Marburg yang tinggi atau memiliki kontak dengan kelelawar di negara endemik.

Penularan Virus Marburg di Dunia

Awalnya, penyakit virus Marburg terjadi pada manusia akibat terkena cairan dari kelelawar yang telah terinfeksi secara berulang kali atau dalam jangka waktu lama.

Virus Marburg menyebar dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia melalui sentuhan dengan darah dan cairan tubuh lainnya yang terinfeksi, seperti:

  • Air liur
  • Keringat
  • Bekas muntahan
  • ASI
  • Sperma
  • Tinja
  • Urine

Virus Marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka, mata, hidung, atau mulut. Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui permukaan atau benda yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi.

Bahkan, penularan virus Marburg tidak hanya dari manusia yang masih hidup, tetapi juga yang sudah meninggal. Orang yang terinfeksi tetap bisa menularkan virus Marburg selama darah mereka mengandung virus.

Hingga saat ini, infeksi virus Marburg di Indonesia dan negara sekitarnya belum terdeteksi. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengenali dahulu apa saja tanda dan cara mencegah penyakit tersebut.

Kenali Gejala Penyakit Virus Marburg
Gejala penyakit virus Marburg umumnya muncul sekitar 2—21 hari setelah seseorang terpapar virus Marburg. Berikut ini adalah beberapa gejala awal yang umumnya muncul:

Demam tinggi
Sakit kepala parah
Tidak enak badan
Nyeri otot
Setelah gejala awal muncul, biasanya di hari ke-3, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami gejala berupa:

Diare yang menetap lama
Nyeri perut
Mual dan muntah
Kemerahan di kulit yang tidak gatal
Mata cekung
Badan sangat lemas
Gelisah

Gejala berat umumnya terlihat pada hari ke-5 dan ke-7. Pada fase ini, orang yang terinfeksi virus Marburg bisa mengalami perdarahan, misalnya mimisan, gusi berdarah, atau haid yang deras. Selain itu, darah juga bisa terlihat di muntah atau tinja.

Penyakit virus Marburg memang cepat menular dan bisa mematikan, khususnya bila gejalanya berupa dehidrasi berat, perdarahan terus-menerus, dan syok yang telat ditangani secara tepat.

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan antivirus untuk menangani penyakit virus Marburg. Untuk sementara, obat yang diberikan bertujuan untuk meringankan gejalanya, seperti cairan oralit untuk mencegah dehidrasi akibat muntah dan diare berulang atau cairan infus.

Sebagai upaya antisipasi, ada beberapa cara untuk mencegah penularan penyakit virus Marburg, yaitu:

Virus Marburg memang belum terbukti ada di Indonesia, tetapi bukan berarti kita harus menyepelekan kesehatan. Teruslah jaga kesehatan agar selalu terhindar dari beragam penyakit. Jika Anda masih bingung dan memiliki pertanyaan seputar virus Marburg, jangan ragu konsultasikan ke dokter.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img