27 C
Makassar
Monday, June 17, 2024
HomeMetropolisTofan Mahdi: Sawit Ramah Lingkungan dan Sumbang 15% Devisa Negara

Tofan Mahdi: Sawit Ramah Lingkungan dan Sumbang 15% Devisa Negara

- Advertisement -

MAKASSAR, SULSELEKSPRES.COM – Ketua Bidang (Kabid) Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Tofan Mahdi, Menegaskan bahwa kontribusi kelapa sawit terhadap devisa negara berada di kisaran 15%.

Hal itu disampaikan Tofan dalam agenda konferensi pers di sela-sela kegiatan Makassar Amazing Race Sawit Hunt 2019, di Casablanca Room, Pantai Akkarena, kota Makassar, Sabtu (5/10/2019) siang.

Dalam kesempatan tersebut, Tofan mengatakan jika keberadaan sawit sangat vital bagi Indonesia. Mengingat sejauh ini sawit adalah komoditi yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pendapatan devisa negara.

“Jadi 10-15 bahkan 20 tahun kedepan, perekonomian Indonesia masih sangat bergantung dengan sawit, menurut saya. Karena Sawit ini penyumbang devisa ekspor terbesar,” ujar Tofan.

“Jadi tahun 2018 itu jumlah nilai ekspor sawit mencapai 20,9 milliar USD. Bahkan pernah mencapai rekor tertinggi tahun 2017, sampai 23 milliar USD. Itu hasil dari jualan sawit ke luar negeri,” paparnya.

“APBN kita itu sekitar 2.000 trilliun. Kontribusi sawit dari 23 milliar USD kalau dikonversikan kedalam rupiah itu bisa mencapai 350 trilliun. Itu artinya sudah lebih dari 10%, bahkan mencapai 15%,” terangnya.

Lebih lanjut Tofan mengatakan, selain menjadi komoditi penyumbang devisa ekspor terbesar, sawit juga menjadi komoditi penentu dalam neraca perdagangan.

Eks Pimpinan Redaksi Jawapos tersebut mengungkapkan jika tanpa sawit, neraca perdagangan Indonesia akan merosot dan bisa mencapai angka mines.

Hal itu terjadi karena jumlah belanja barang (impor) Indonesia lebih besar ketimbang penjualan (ekspor) di beberapa komoditi, kecuali kelapa sawit.

“Tentunya sawit ini menjadi penentu neraca perdagangan negara. Kalau misalnya komponen sawit ini kita keluarkan dari neraca perdagangan, ya mines. Karena kita ternyata lebih banyak membeli barang dari luar negeri, kecuali sawit,” tegasnya.

Keuntungan lain dari kelapa sawit adalah dampak lingkungan. Tofan menilai bahwa tidak benar jika kelapa sawit menjadi penyebab kerusakan lingkungan karena serapan airnya sangat besar.

“Saya tidak bisa menjawab secara pasti, tapi sudah ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa sawit itu rakus air, ternyata tidak benar. Bahkan saya juga belum tahu kenapa sawit tidak masuk kategori tanaman hutan, padahal seharusnya tanaman berjenis palm itu masuk tanaman hutan.”

“Jadi kalau ada tanah yang cuma ditumbuhi rumput atau semak, kemudian ditanami sawit, itu baik. Karena kan sawit jenis tanaman hutan,” jelasnya.

“Isu soal sawit merusak lingkungan itu cuma black campaign yang dilakukan beberapa LSM asing yang ada di Uni Eropa. Itu karena mereka punya produk minyak bunga matahari, dan tidak mau pasarnya direbut dengan sawit,” tegas Tofan.

spot_img
spot_img
spot_img

Headline

Populer

spot_img