24 C
Makassar
Monday, May 27, 2024
HomeCitizenBRPBAPPP Maros Kembangkan Inovasi Teknologi Pacu Produksi Budidaya

BRPBAPPP Maros Kembangkan Inovasi Teknologi Pacu Produksi Budidaya

PenulisYusnadi
- Advertisement -

PANGKEP, SULSELEKSPRES.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Riset Perikanan Budidaya Air dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) terus mengembangkan inovasi teknologi yang dapat memacu kegiatan produksi di sektor kelautan dan perikanan untuk mensejahterakan masyarakat.

Salah satu permasalahan yang dialami para petambak pembudidaya ikan khususnya di Kabupaten Pangkep yakni Pusing Corona (Pupuk Subsidi Hilang Cari Probiotik Perikanan)

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep Ir. Hj Andi Faridah bersama pemerintah setempat menghadiri langsung panen percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik RICA (Research Insitute for Coastal Aquaculture) di Kabupaten Pangkep, Kamis (15/10/2020).

Pada kesempatan tersebut, kegiatan unit percontohan ini mendapat sambutan hangat dari pemerintah daerah. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Pangkep, menyampaikan ucapan terimakasih atas dipilihnya Kabupaten Pangkep sebagai lokasi percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik RICA karena pembudidaya sudah tidak tergantung terhadap pupuk dimana kondisi sekarang ini pupuk semakin langkah.

“Kami siap mendukung program dari pusat dan menciptakan sinergitas program pusat dengan Kabupaten pangkep,” kata Faridah.

BACA: Jokowi: Jaga Momentum Pertumbuhan Positif Sektor Pertanian di Tengah Pandemi

Secara virtual mewakili Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Ir. Yayan Hikmayani, S.Pi.,M.Si sebagai Kepala Pusat Perikanan serta Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan yang diwakili oleh Kabid Penyuluhan Ikhsan Hariyadi, S.Pi.,M.Si dan Kepala BRPBAPPP A. Indra Jaya Asaad, S,Pi.,M.Sc.

Percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik rica dilahan tambak seluas 0,75 Ha berlokasi di Desa Manakku, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan salah satu kegiatan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros dengan melibatkan 2 Kelompok binaan penyuluh perikanan, yakni Kelompok Pembudidaya Ikan Sipakainge dan Kelompok Pembudidaya Ikan Bandeng Sejahtera.

Program percontohan polikultur berfokus pada penggunaan probiotik RICA. Probiotik RICA adalah bakteri probiotik yang diproduksi oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan.

Bakteri ini bersifat non patogen, memiliki kemampuan menghambat perkembangbiakan organisme pathogen, dan berfungsi sebagai bakteri pengurai dan penetralisir kualitas air, serta memungkinkan sebagai makanan di dalam perairan.

BACA: Ingin Majukan Sektor Perikanan, Balitbang Gelar Seminar Kajian Pengembangan

Kegiatan ini mendapat pendampingan dari Peneliti dan Penyuluh Perikanan dari Satminkal Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Maros yang bertujuan sebagai sarana percontohan metode demonstrasi cara alih teknologi hasil riset ke penyuluhan dan Kelompok binaan penyuluh perikanan.

Dan sebagai hilirisasi alih teknologi hasil riset kepada penyuluh perikanan dengan menerapkan teknologi tambak yang sehat menggunakan probiotik dan penggunaan pakan berbahan murah, ekonomis dan bisa diproduksi sendiri.

Kepala Pusat Riset Perikanan, Yayan Hikmayani, S.Pi, M.Si mengatakan masalah dalam usaha budidaya ikan di tambak, seringkali penggunaan pupuk secara berlebihan, khususnya pupuk anorganik seperti Urea dan TSP sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah pada kualitas lahan budidaya dan air.

“Maka perlu adanya suatu langkah perubahan untuk mengatasinya,” katanya dalam keterangannya.

Yayan menilai Inovasi yang dilaksanakan atas kerjasama Dinas Perikanan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bersama Balai Riset Perikanan Budidaya Air payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi sementara pembudidaya ikan memiliki ketergantungan yang besar terhadap pupuk.

Disamping itu, lebih lanjut Yayan menambahkan masih tingginya akan kegagalan panen dalam melakukan usaha budidaya ikan, karena pembudidaya ikan tidak menerapkan teknologi anjuran Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).

Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluhan Puslatluh KP, Ikhsan menyebutkan, peran penyuluh untuk mempelajari inovasi yang telah dibuat oleh BRPBAPPP.

“Dan selanjutnya para penyuluh di seluruh Indonesia untuk bisa menyebarluaskan inovasi tersebut kepada seluruh pembudidaya sehingga bisa diadopsi oleh para pelaku usaha,” sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan Ikhsan bahwa kegiatan percontohan tidak berakhir di panen saja tetapi perlu adanya evaluasi secara menyeluruh dari persiapan sampai panen sehingga kekurangan yang ada selama proses percontohan ini berjalan bisa diperbaiki.

Kepada penyuluh perikanan, Ikhsan berpesan agar terus berinovasi dan berkontribusi bagi pengembangan usaha kelautan dan perikanan.

ikhsan pun menilai, pendampingan penyuluh perikanan tak bisa lepas dari kegiatan produksi perikanan oleh pelaku utama atau pelaku usaha.

Terakhir kepala BRPBAPPP Indra Jaya menyampaiakan bahwa kegiatan percontohan polikultur udang vaname dan ikan bandeng menggunakan probiotik RICA yang merupakan produk BRPBAPPP yang sudah di uji coba dan dusah dipergunakan secara luas oleh masyarakat.

Lebih dilanjut dikatakan bahwa kegiatan percontohan awalnya hanya 1 lokasi saja namun karena adanya efisiensi sehingga bisa dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yakni di Kab. Pangkep dan Kab.Maros dengan inovasi yang berbeda.(*)

Citizen Reporter: Andi Bahtiar, Humas BRPBAPPP Maros

spot_img

Headline

Populer

spot_img