SULSELEKSPRES.COM – “Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, genderuwo, nakut-nakuti,”
Demikian ungkapan Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo tentang ‘politik genderuwo’, saat sambutannya dalam acara pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat 9 November 2018.
Baca Juga:
Respon Sandiaga Uno Soal Istilah Politik “Genderuwo”
4 Ciutan Satire Rocky Gerung Soal Politik Genderuwo
PKS Sebut ‘Politik Genderuwo dan Sontoloyo’ Gerus Elektabilitas Jokowi
Sosok genderuwo dalam metafora pidato Jokowi, menggambarkan para politikus yang tidak beretika dan hanya menebar propaganda yang horor di tengah masyarakat.
Jauh sebelum dipopulerkan Jokowi, sosok genderuwo telah dikenal banyak oleh masyarakat Jawa. Orang Sunda menyebutnya “gandaruwo”, sedang orang Jawa pada umumnya menyebutnya “gendruwo”.
Dalam ‘Mitologi Monster Benua Asia (2016)’, Selviyanti Yusuf menggambarkan genderuwo sebagai sosok yang berprilaku pengganggu. Namun sosok genderuwo yang baik juga ada.
Umumnya, sosok monster berperawakan seram ini, dalam mitos yang beredar, memiliki habitat di bangunan tua berpenghuni atau tidak dan pohon yang relatif besar.
“Genderuwo adalah makhluk bertubuh besar mirip kera dengan warna kulit merah kehitaman, taring mencuat dari mulutnya, dan sekujur tubuhnya dipenuhi bulu, yang dipercaya oleh masyarakat Jawa di Indonesia,” tulis Selvi.
Baca: Viral, Video Sandiaga Uno Diduga Langkahi Kuburan Pendiri NU
Genderuwo dan Prilaku Mesumnya
Menurut legenda, genderuwo juga memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar mau bersetubuh dengannya. Kemampuan ini bagi sebagian masyarakat Jawa diyakini luar biasa.
Maka tak heran, konon bila perempuan yang terpikat bakal merasakan kepuasan dan kenikmatan yang tinggi saat berhubungan badan dengan genderuwo.
Namun, umumnya perempuan yang menjadi korbannya, bakal tidak sadar diri saat disetubuhi, sebab genderuwo akan mengubah parasnya mirip dengan pasangan korbannya.
Baca: Respon Pidato Jokowi, Rocky Gerung: 2019 dari Sontoloyo ke Berakal
Sifat hiper-seksnya lah yang membuat takut sebagian perempuan yang meyakini keberadaan genderuwo.
Tetapi, bila mendengar pidato Jokowi, sosok genderuwo ini dikaitkan dengan tipikal politikus yang serupa dengan prilaku genderuwo yang jahat. Namun, jahat atau tidak, genderuwo tetaplah sebuah mitos yang masing-masing memiliki dua sisi: baik dan jahat.